kutipan dari milis tetangga
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". [QS Al Baqarah(2) : 155-156]
Rasulullah sendiri bersabda mengenai sabar : “Sabar itu ada tiga : sabar akan musibah, sabar atas taat, dan sabar dari maksiat”
Sabar, .. sabar, … sabar, …. Mudah di katakan, tapi sulit dilaksanakan
Seseorang sering memberi advise ke teman/saudaranya agar bersabar tetapi belum tentu dia sendiri bisa sabar. Sampai ada ungkapan umum “Sesabar-sabarnya manusia, pasti ada batasnya”
Betulkah ungkapan umum tersebut ?
Bila di jawab ya, dimana batas kesabaran (titik puncak kesabaran) itu. Dan kesabaran terebut akan hilang
Tetapi sesungguhnya , tidak ada seorangpun yang sanggup membatasi titik puncak kesabaran tersebut. Yang bisa hanyalah kesabaran saya dengan kesabaran orang lain berbeda
Menurut Imam Ali bin Abi Thalib, kesabaran ada dua macam, yakni sabar atas hal-hal yang dibenci dan sabar atas hal-hal yang dicintai.
Segala hal tentang kehidupan didunia ini bersandar atas kesabaran. Induk ayam tidak akan dapat menetaskan telurnya kecuali setelah melewati waktu tertentu, dalam hal ini dibutuhkan kesabaran dalam mengerami telur-telurnya. Seorang murid tidak akan mencapai derajat tertinggi dalam ilmu pengetahuan, kecuali setelah bersabar selama bertahun-tahun dalam belajar. Seorang sopir/pilot tidak akan sampai ditujuan, kecuali bersabar dalam menjalankan/menerbangkan kendaraan selama waktu yang diperlukan.
Contoh tentang sabar dengan hal-hal dicintai adalah mencintai kedua orang tua. Menjadi kewajiban sang anak untuk sabar dalam mencintai orang tua dan tetap memelihara kecintaan itu. Contoh lain adalah mencintai anak. Sebagai orang tua, anda harus bersabar dalam mencintai mereka, dan menanggung kesulitan-kesulitan dalam mendidik mereka.
Contoh tentang sabar dengan hal-hal yang dibenci, yakni seperti tertimpa musibah / penyakit, yang tentunya tidak anda sukai. Dalam hal ini, anda wajib bersabar atas musibah yang menimpa, sehingga Allah akan memudahkan urusan anda.
Kaidah sabar : “ Orang yang tidak sabar merasa sedetik bagai setahun, sedangkan orang yang sabar merasa setahun bagai sedetik.
Imam Ali bin Ali Thalib berkata :
“Kedudukan sabar di dalam iman seperti kedudukan kepala di dalam tubuh. Jika kepala berpisah dari tubuh, maka rusaklah tubuh. Jika Sabar berpisah dari urusan, maka rusaklah urusan”
Beliau juga berkata, “Barang siapa membuang kesabaran, maka kecemasan akan menghancurkannya”
Jadi :
Hidup berhiaskan sabar, sebab hal ini akan menguntungkan diri anda sendiri, sehingga akan baik terhadap sesama manusia dan terlebih lagi dihadapan Allah.
(mulai baris berikut please rada serius merhatiinnya...mulai mendapatkan intisari soalnya)
Selain itu , kita harus TAHU dan SADAR bahwa kesabaran akan mendapatkan perlawanan. Lawan kesabaran akan merusak kehidupan kita (manakala kita memihak mereka (lawan kesabaran)),
Salah satu lawan dari kesabaran adalah MARAH. Kapan hal itu akan terjadi ? Terjadinya MARAH adalah “SAAT BATAS TERAKHIR dari puncak KESABARAN terlampaui”. Kesabaran HILANG dan berubah menjadi Kemarahan. Semua kesabaran yang kita punyai menjadi RUSAK semuanya. Hubungan KAWAN berbalik menjadi LAWAN. Hubungan Orang Tua dan Anak menjadi rusak, Anak mengalami tekanan psikis akibat perlakuan keras dan kasar yang diberikan oleh orang tua
Oleh karena itu pilihlah sekarang :
1. Menghentikan kesabaran untuk memasuki kemarahan, atau
2. Menjaga kesabaran, sehingga hal-hal yang merusak tidak akan terjadi.
Lawan kesabaran yang lain adalah TERGESA-GESA. Lihatlah betapa banyak mengandung celaka akibat tergesa-gesa, dan betapa indahnya kesabaran. Jika kita memilih tergesa-gesa, usaha yang kita rencanakan menjadi kacau, peluang usaha menjadi hancur, semua langkah menjadi berantakan.
Maka pilihlah sekarang:
1. Menghentikan kesabaran untuk melampiaskan ketergesa-gesaan , atau
2. Menjaga kesabaran.
Lawan kesabaran selain yang diatas adalah NEKAT. Jika seseorang sudah tidak dapat lagi menahan kesabaran, maka dia bisa melakukan tindakan yang dapat membahayakan siapa saja. Banyak kasus pembunuhan terjadi karena hilangnya kesabaran. Dan betapa kehilangan rasa sabar bisa menyebabkan nyawa seseorang melayang
Sungguh agung dan dahsyat firman Allah dalam Al Quran berikut ini :
“ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ". [QS Al Baqarah(2) : 153]
Dari ayat tersebut, bila kita membutuhkan pertolongan atau menghadapai masalah apapun, maka jadikan Sabar dan Shalat sebagai penolong
Ayat lain :
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar .“ [QS Al Anfaal (8) : 66].
Atau dengan kata lain, ketika kita SEHAT, maka gunakan kesehatan kita untuk beribadah. Sebab pahala akan didapat dari ibadah yang kita lakukan. Di saat kita sakit, terimalah sakit sebagai sarana ataucara untuk mengurangi dan menghapus dosa-dosa kita. Karena pada saat sakit kita tidak dapat memungkinkan untuk berbuat banyak dalam ber ibadah. Dalam keadaaan sakit memungkinkan kita me”nafakur”I diri atas dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat.
Itulah kecerdasan Islam yang diajarkan kepada pemeluknya. Salah satu perwujudan dalam memandang dan menilai sakit di samping sehat. Memang sakit adalah sakit, dan setiap sakit adalah penderitaan terhadap tubuh. Akan tetapi, Islam memandang bahwa dalam sakit ada nilai yang tengah ditawarkan ALLAH kepada kita, yakni nilai penghapusan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu sakit membutuhkan kesabaran , juga orang yang merawatnya juga memerlukan kesabaran. Agar kesabaran menjadi penolong bagi si penderita sakit itu sendiri.
Dan nilai penghapusan dosa dan kesalahan, tidak akan didapat manakala kita tidak mau secara ihklas menerima sakit yang kita derita. Menerima secara ikhlas bukan berarti bahwa kita membiarkan dalam keadaan sakit melulu. Tidak, sekali lagi tidak, bukan demikian pengertiannya. Terhadap keadaan yang sakit , kita berikhtiar untuk mencari kesembuhan. Selain itu, berkeyakinan bahwa kita akan sembuh. Dengan kata lain, keyakinan akan sembiuh dari penyakit mendorong kita segera sembuh dari penyakit tersebut.
Ikhlas menerima sakit berarti yakin bahwa sakit tersebut merupakan ujian yang diberikan ALLAH. Perwujudannya adalah beristighfar kepada ALLAH, dan JANGAN MENGUTUK penyakit yang sedang kita derita.
Di dalam ke ikhlasan ada kesabaran. Kesabaran yang disandarkan kepada ALLAH mendatangkan keikhlasan akan kehendak-hendaknya terhadap diri kita. Memang mudah diucapkan, tetapi sudah dijalankan rasa ikhlas dan kesabaran itu, terlebih lagi ketika kita sering kali berhadapan pada ujian dan cobaan hidup, beban dan kesulitan hidup. Tetapi, disinilah letak RAHASIA SABAR itu. Di saat kita menghadapai situasi yang benar-benar membelenggu, benar-benar menyulitkan, atau benar-benar memiliki masalah yang sangat berat, maka disaat itulah kita di UJI dengan kesabaran, yakni apakah kita BISA SABAR atau tidak.
Begitulah kesabaran.
Dalam situasi yang amat sulit, ibaratnya kita berada ditengah-tengah jalan pendakian menuju puncak gunung. Kita berhenti sejenak . kita berpikir, meneruskan mendaki atau turun, kalo terus mendaki akan sampai puncak, kalo turun kita tidak sampai disana
Begitulah kesabaran.
Kesabaran adalah kendaraan kita untuk mengarungi samudrakesulitan dan penderitaan yang telah kita rasakan sekarang, agar kita sampai kepuncak kesenangan dan kebahagiaan.
………………….
Referensi :
“Berguru kepada Muhammad”, oleh Muhammad Muhyidin,Darul Hikmah, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar